Wae Rebo: Rahasia Keindahan Desa di Atas Awan Nusa Tenggara Timur

Bagikan

Wae Rebo adalah sebuah desa tradisional yang menawarkan lebih dari sekadar pemandangan yang menakjubkan di Nusa Tenggara Timur.

Wae Rebo: Rahasia Keindahan Desa di Atas Awan Nusa Tenggara Timur

Dikenal sebagai villanya di atas awan, Wae Rebo menyimpan keindahan alam yang luar biasa, warisan budaya yang kaya, serta gaya hidup yang harmonis antara manusia dan alam. akan menjelajahi pesona Wae Rebo dari berbagai sudut pandang, termasuk sejarah, arsitektur, kehidupan masyarakat, hingga pengalaman wisata yang tak terlupakan.

Sejarah Asal Usul Wae Rebo

Desa ini terletak di wilayah Manggarai, Flores dan berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Menurut legenda setempat, desa ini didirikan oleh seorang tokoh bernama Empu Maro, yang sekitar 100 tahun lalu membawa keluarganya ke daerah ini setelah mendapatkan petunjuk dari roh baik dalam mimpinya.

Sejak saat itu, desa ini dihuni oleh keturunan ke-18 dari Empu Maro yang terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan budaya mereka. Legenda mengatakan bahwa Empu Maro mendapat petunjuk dalam mimpinya untuk membangun pemukiman di tempat itu, yang kemudian berkembang menjadi Wae Rebo.

Desa ini dihuni oleh sekitar 1.200 penduduk yang dikenal sebagai suku Manggarai. Masyarakatnya menetapkan nilai-nilai kearifan lokal yang kuat, menghormati leluhur mereka, dan menjaga keaslian budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dengan dukungan UNESCO yang mengakui tempat ini sebagai warisan budaya pada tahun 2012, Wae Rebo kini juga menjadi tujuan wisata yang menarik.

Arsitektur Unik Mbaru Niang

Salah satu daya tarik utama Wae Rebo adalah arsitektur rumah tradisional mereka yang disebut Mbaru Niang. Rumah-rumah ini memiliki bentuk kerucut yang khas dan terbuat dari bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan atap yang terbuat dari daun lontar. Mbaru Niang memiliki lima tingkat, di mana masing-masing tingkat memiliki fungsi tertentu:

  • Tingkat Pertama (Lutur): Digunakan sebagai ruang tinggal keluarga besar.
  • Tingkat Kedua (Lobo): Menyimpan makanan dan barang-barang.
  • Tingkat Ketiga (Lentar): Tempat penyimpanan bibit tanaman untuk panen berikutnya.
  • Tingkat Keempat (Lempa Rae): Menyimpan persediaan makanan tambahan untuk masa kekeringan.
  • Tingkat Kelima (Hekang Kode): Tempat suci untuk penempatan persembahan bagi leluhur.

Mbare Niang bukan hanya rumah, tetapi juga simbol dari identitas dan kebersatuan komunitas. Dalam suasana tradisional ini, setiap rumah di Wae Rebo disusun melingkar di sekitar Compang, sebuah altar suci pusat desa yang digunakan untuk upacara keagamaan dan adat.

Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Wae Rebo

Penduduk di desa ini menjalani kehidupan yang sederhana namun kaya akan tradisi. Pertanian adalah mata pencaharian utama mereka, di mana tanaman kopi, cengkeh, dan umbi-umbian menjadi hasil utama. Kopi Wae Rebo, yang tumbuh di dataran tinggi dengan suhu yang ideal, dikenal memiliki kualitas yang sangat baik dan menjadi salah satu komoditas unggulan di pasar.

Selain bertani, masyarakat Wae Rebo juga aktif dalam kerajinan tangan, seperti tenun dan pembuatan barang-barang dari bambu. Mereka tetap mengikuti tradisi adat dan budaya, seperti upacara Penti yang dilakukan setiap tahun sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang baik, di mana masyarakat berkumpul untuk merayakan melalui tarian dan lagu-lagu tradisional.

Baca Juga: White Beach, Salah Satu Destinasi Wisata Pantai Terindah di Filipina

Keindahan Alam Wae Rebo

Keindahan Alam Wae Rebo
Dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang tinggi dan hutan Todo yang rindang, Wae Rebo menyuguhkan panorama alam yang luar biasa. Perjalanan menuju desa ini biasanya dimulai dari Denge, dan memerlukan trek sekitar 3-4 jam melalui hutan tropis yang lebat. Di sepanjang jalan, para pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang memukau, termasuk flora yang beragam dan suara burung yang merdu.

Hutan di sekitar Wae Rebo kaya akan vegetasi, termasuk orkid, berbagai jenis pakis, dan hewan liar yang beraneka ragam. Panorama gunung dan lembah hijau membuat pengalaman trekking ini semakin menarik. Setibanya di Wae Rebo, pemandangan rumah-rumah kerucut yang muncul dari lautan awan memberikan kesan magis dan membuat pengunjung merasa seolah-olah berada di dunia lain.

Wisata Berkelanjutan di Wae Rebo

Dengan peningkatan minat wisatawan yang datang ke Wae Rebo, penting untuk menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kelestarian budaya serta lingkungan. Masyarakat desa secara aktif terlibat dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, yang memberi manfaat langsung bagi mereka.

  • Penginapan dan Gastro Wisata: Beberapa penduduk desa menawarkan akomodasi kepada wisatawan di Mbaru Niang mereka. Ini memberi kesempatan kepada pengunjung untuk merasakan kehidupan sehari-hari warga serta melibatkan mereka dalam aktivitas lokal, termasuk memasak makanan tradisional.
  • Partisipasi Pengunjung: Wisatawan yang datang ke Wae Rebo tidak hanya bisa menikmati keindahan alam tetapi juga diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan pertanian dan kerajinan tangan, yang memberikan pengalaman yang sangat mendalam dan berharga.
  • Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan: Dengan adanya pariwisata, penting untuk mendidik pengunjung tentang pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan budaya. Masyarakat Wae Rebo memanfaatkan kesempatan ini untuk mengedukasi wisatawan tentang nilai-nilai keberlanjutan.

Wisata yang Bertanggung Jawab

Kunjungan ke Wae Rebo saat ini bukan hanya memberi pengalaman alam yang indah tetapi juga merupakan bagian dari inisiatif ekoturisme yang bertanggung jawab. Masyarakat desa telah berperan aktif dalam pengelolaan wisata, yang bertujuan untuk menjaga nilai-nilai budaya dan lingkungan.

Menginap di Mbaru Niang untuk merasakan tidur bersama dengan warga desa memberikan pengunjung wawasan lebih dalam tentang kehidupan sehari-hari mereka. Para wisatawan dilibatkan dalam kegiatan sosial, mengumpulkan kopi, dan berpartisipasi dalam upacara tradisional. Ini menciptakan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi langsung dengan penduduk setempat dan memahami tradisi yang telah ada sejak lama.

Dengan adanya ekoturisme, masyarakat juga mendapatkan keuntungan ekonomi yang langsung. Dimana hasil dari wisata digunakan untuk memperbaiki dan mempertahankan rumah tradisional, menyediakan pendidikan bagi anak-anak, dan meningkatkan infrastruktur desa.

Mencapai Wae Rebo

Wae Rebo dapat diakses melalui Labuan Bajo, yang merupakan pintu gerbang untuk menuju Pulau Flores. Dari Labuan Bajo, perjalanan menuju desa Wae Rebo dimulai dengan menyewa kendaraan menuju Denge, sebelum melanjutkan dengan trekking selama 3 jam. Meskipun jalur ini menantang, pemandangan yang menakjubkan dan budaya yang unik menjadikan semua usaha itu berharga.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Desa ini adalah selama musim kering, sekitar bulan April hingga September. Saat itu, cuaca yang lebih nyaman dan pemandangan yang tidak terhalang awan akan membuat pengalaman wisata anda semakin optimal.

Kesimpulan

Wae Rebo adalah contoh nyata dari keindahan alam dan kekayaan budaya yang saling melengkapi.​ Desa ini tidak hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan tetapi juga kesempatan untuk belajar dan berinteraksi dalam sebuah komunitas yang memiliki nilai kuat terhadap tradisi dan lingkungan.

Bagi para pencari petualangan, Desa ini adalah tempat yang harus dikunjungi. Dari trekking yang menantang hingga pengalaman bertemu dengan masyarakat lokal, kunjungan ke desa ini tidak akan pernah dilupakan. Seperti yang diungkapkan oleh penduduk setempat. Desa ini adalah “desa di atas awan” yang menyimpan berbagai rahasia keindahan dan kearifan lokal. Siap untuk ditemukan oleh setiap pengunjungnya.

Dengan demikian, Desa ini tidak hanya layak untuk dijadikan destinasi wisata. Tetapi juga menjadi simbol penting dari keberagaman budaya dan alam Indonesia. Mari jelajahi dan hargai keindahan yang ditawarkan dari desa ini dan membantu menjaga warisan budaya yang berharga ini untuk generasi mendatang. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik perkembangan tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di TRAVEL’GO.

Bagikan

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *