Pura Besakih, Salah Satu Keajaiban Supranatural di Bali!

Bagikan

Pura Besakih, yang sering disebut sebagai Ibu Pura atau Mother Temple di Bali, merupakan salah satu keajaiban supranatural di Bali.

Pura Besakih, Salah Satu Keajaiban Supranatural di Bali!

Terletak di lereng Gunung Agung yang megah, pura ini bukan hanya sebuah tempat ibadah, melainkan juga simbol kekuatan spiritual dan budaya masyarakat Bali. Dengan arsitektur yang menakjubkan, sejarah yang kaya, dan fungsi budaya yang mendalam, Keajaiban Supranatural ini menyimpan berbagai keajaiban yang mencerminkan identitas spiritual Bali. Dibawah ini anda juga bisa melihat berbagai informasi yang sangat menarik hanya di TRAVEL’GO.

Sejarah Pura Besakih

Sejarah Pura Besakih memiliki akar yang dalam di pulau Bali, berkisar lebih dari seribu tahun yang lalu. Dipercaya bahwa pura ini didirikan oleh Rsi Markandeya, seorang resi sakti pada abad ke-8, yang menerima wahyu dari para dewa untuk membangun tempat suci di kawasan lereng Gunung Agung. Pura Besakih tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan spiritual bagi masyarakat Bali. ​

Selama berabad-abad, kompleks pura ini berkembang menjadi salah satu situs suci terpenting dalam tradisi Hindu di Bali, yang terdiri dari 23 pura dengan Pura Penataran Agung sebagai yang paling utama.​ Nama Besakih sendiri diambil dari kata Sanskerta wasuki yang berarti selamat, menggambarkan keyakinan masyarakat akan perlindungan ilahi di lokasi ini.

Kompleks Keajaiban Supranatural ini telah melewati berbagai tantangan sejarah, termasuk bencana alam dan perubahan sosial. Salah satu peristiwa penting yang menguji ketahanan pura ini adalah letusan Gunung Agung pada tahun 1963, yang mengancam keberadaan pura, namun lava tidak menghancurkan kompleks pura melainkan mengalir di sekelilingnya.

Hal ini dipandang sebagai tanda kedamaian dan keberkahan, semakin memperkuat posisi Pura Besakih sebagai tempat suci yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Kini, Keajaiban Supranatural ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia, yang datang untuk menyaksikan keindahan arsitektur dan kekayaan budaya yang ada di dalamnya.

Arsitektur dan Desain Unik

Arsitektur Pura Besakih merupakan contoh yang luar biasa dari desain pura Hindu Bali. Dengan pemandangan spektakuler yang meliputi teras-teras yang menjulang tinggi. Pura ini dibangun dengan menggunakan bahan alami seperti batu volkanik dan kayu yang diambil dari lingkungan sekitar.

Ciri khasnya adalah meru, bangunan pagoda bertingkat yang mewakili Gunung Meru, pusat alam semesta dalam kosmologi Hindu. Tiap tingkatan pada meru memiliki makna simbolik tersendiri, melambangkan hubungan antara dunia manusia dan dunia ilahi. Di samping itu, pintu masuk yang dikenal sebagai candi bentar, yang memiliki bentuk split gateway, menyambut pengunjung ke dalam ruang suci.

Di dalam kompleks pura, terdapat banyak patung dan relief yang terukir dengan indah. Patung-patung ini menampilkan berbagai dewa dan mitos Hindu, memberikan wawasan mendalam tentang keyakinan dan nilai budaya masyarakat Bali.

Baca Juga: Air Terjun Situmurun, Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi

Keberagaman Ritual dan Upacara

Keberagaman Ritual dan Upacara

​Keberagaman ritual dan upacara di Pura Besakih mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi spiritual masyarakat Bali yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.​ Pura ini merupakan pusat dari berbagai upacara dan perayaan, dengan setiap ritual memiliki makna dan tujuan yang berbeda.

Salah satu jenis upacara yang paling sering diadakan adalah upacara rutin seperti Piodalan, yang dilakukan untuk memperingati hari jadi pura. Upacara ini dirayakan berdasarkan penanggalan Hindu Bali dan dilaksanakan dengan penuh khidmat. Melibatkan seluruh umat yang datang untuk berdoa dan memberikan persembahan kepada dewa-dewi.

Selain upacara rutin, Pura Besakih juga menggelar upacara berkala yang lebih besar dan jarang dilakukan. Seperti Upacara Eka Dasa Rudra, yang berlangsung setiap seratus tahun sekali. Ritual ini merupakan upacara penyucian dan penyerahan, yang melibatkan banyak aspek tradisi dan dihadiri oleh ribuan pemuja dari seluruh Bali.

Di samping itu, ada pula upacara spesial seperti Ida Bhatara Turun Kabeh, yang diadakan setiap dua belas tahun sekali. Pada upacara ini, seluruh pratima (patung) dewa-dewi dari berbagai pura di Bali diarak menuju Pura Besakih, menciptakan suasana yang sangat sakral dan penuh makna. Dengan keberagaman ritual ini, Pura Besakih tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Tetapi juga sebagai simbol persatuan bagi masyarakat Bali yang menjaga tradisi dan nilai-nilai spiritual mereka.

Peran Pura Besakih dalam Masyarakat Bali

​Pura Besakih memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Bali, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol identitas dan budaya yang kuat.​ Sebagai Ibu Pura, Pura Besakih menjadi pusat kegiatan spiritual yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya di Bali.

Keberadaan pura ini menciptakan ruang bagi umat Hindu untuk berkumpul, berdoa. Dan melaksanakan berbagai upacara yang mendalami hubungan mereka dengan Tuhan dan alam. Hal ini menunjukkan bagaimana pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan yang menguatkan komunitas dan tradisi lokal.

Selain aspek religius, Pura Besakih juga berkontribusi pada pelestarian budaya dan warisan tradisional di Bali. Melalui berbagai upacara dan ritual yang diadakan secara rutin, pura ini menjadi arena bagi masyarakat untuk meneruskan nilai-nilai dan adat istiadat mereka kepada generasi berikutnya.

Aktivitas di Pura Besakih menciptakan kebersamaan dan kerukunan antar anggota masyarakat, sekaligus mempererat hubungan antara manusia dan lingkungan sekitar. Kegiatan-kegiatan ini juga mendorong pengunjung lokal maupun wisatawan untuk belajar tentang kebudayaan Bali. Sehingga Keajaiban Supranatural ini berfungsi sebagai titik temu antara aspek spiritual, budaya, dan pariwisata di pulau ini.

Dampak Pariwisata dan Tantangan

Seiring dengan pertumbuhan minat pariwisata di Bali, Pura Besakih juga mengalami dampak positif dan negatif. Di satu sisi, peningkatan jumlah pengunjung membantu mendanai perawatan dan pelestarian pura, namun di sisi lain. Keramaian yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada ritual dan keaslian tempat tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi pengunjung untuk menghormati tata krama dan budaya lokal saat mengunjungi Pura Besakih. Tindakan menyenangkan seperti berpakaian layak, tidak mengganggu upacara. Dan membayar tiket masuk dengan adil adalah langkah-langkah kecil yang dapat membantu menjaga aura suci dan kekayaan budaya pura ini.

Kesimpulan

​Pura Besakih lebih dari sekadar bangunan bersejarah atau objek wisata ia adalah simbol kekuatan spiritual yang mendalam dan kebudayaan yang kaya di Bali.​ Setiap pengunjung tidak hanya diajak untuk menyaksikan keindahan arsitektur pura tetapi juga diundang untuk merasakan kedamaian dan ketenangan yang ada di dalamnya.

Sebagai Ibu Pura, Besakih adalah pusat spiritual yang menyatukan masyarakat Bali dalam keyakinan dan praktik mereka. Dengan mengulurkan tangan kepada pengunjung dan umat Hindu, pura ini berfungsi sebagai penghubung antara dunia fisik dan spiritual.

Dalam setiap aspek, Pura Besakih mencerminkan jiwa Bali sebuah tempat di mana keindahan alam, arsitektur yang megah. Dan kebudayaan yang mendalam bertemu untuk menciptakan pengalaman yang tidak terlupakan. Simak dan jangan sampai ketinggalan ikuti terus informasi yang lebih menarik perkembangan tentang ​Pura Besakih.

Bagikan

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *