Candi Singasari, Jejak Sejarah Kerajaan Singhasari di Malang

Bagikan

​​Candi Singasari, sebuah peninggalan bersejarah yang megah, menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Singasari di Malang, Jawa Timur​.

Candi-Singasari,-Jejak-Sejarah-Kerajaan-Singhasari-di-Malang

​Candi ini merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Malang yang menawarkan nilai budaya dan keindahan visual. Berikut ini TRAVEL’GO akan mengajak Anda menelusuri jejak sejarah dan filosofi Candi Singasari peninggalan megah Kerajaan Singasari yang memadukan keindahan arsitektur Hindu-Buddha dan kisah tragis Raja Kertanegara.

tebak skor hadiah pulsa  

Jejak Sejarah dan Filosofi Candi Singasari

Candi Singasari merupakan bangunan beraliran Siwa-Buddha yang dibangun sekitar tahun 1300 Masehi untuk menghormati Raja Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara gugur akibat pengkhianatan dan pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang. Candi ini diyakini juga berfungsi sebagai makam bagi Raja Kertanegara dan keluarga kerajaan.

Setelah meninggal, Raja Kertanegara diangkat sebagai Syiwa Buddha di Candi Jawi, Bhairawa di Candi Singasari, dan bersama permaisurinya Bajradewi sebagai Jina (Wairocana) di Sagala. Pembangunan candi mencerminkan perpaduan Hindu dan Buddha, yang berkembang luas pada masa kejayaan Kerajaan Singasari.

Candi Singasari menjadi satu-satunya peninggalan fisik dari Kerajaan Singasari yang masih tersisa. Bangunan ini menyimpan nilai sejarah dan filosofi yang tinggi, menjadi saksi kejayaan dan tragedi kerajaan yang pernah menguasai wilayah Jawa Timur.

Informasi Gembira bagi pecinta bola, Ayo nonton live streaming pertandingan bola khusunya timnas garuda, Segera download!

shotsgoal apk  

Candi yang Belum Selesai dan Penemuan oleh Belanda

Candi Singasari ternyata belum rampung saat pembangunan dihentikan akibat pemberontakan dan kematian Raja Kertanegara pada 1292 M. Banyak arca-arca kecil, seperti Durga dan Lembu Nandini, tampak belum selesai dibuat. Pahatan pada dinding candi pun masih sederhana, menunjukkan proses pengerjaan yang terhenti tiba-tiba.

Candi ini ditemukan oleh Nicholaus Engelhard, seorang Belanda yang menjabat sebagai Gubernur Pantai Timur Laut Jawa pada tahun 1803. Saat itu, ia menemukan gundukan besar yang setelah digali ternyata berisi reruntuhan candi. Lingkungan candi awalnya berada di tengah hutan jati hingga tahun 1820 ketika Belanda melakukan pembabatan hutan.

Pemugaran baru dilakukan secara serius oleh pemerintah Hindia Belanda antara tahun 1934–1936. Candi Singasari kemudian ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 21 Juli 1998, sehingga keberadaannya kini terlindungi secara resmi.

Baca Juga: Gunung Bukhansan, Pesona Alam Budaya dan di Jantung Seoul

Keunikan Arsitektur dan Arca Candi Singasari

Keunikan-Arsitektur-dan-Arca-Candi-Singasari

Candi Singasari memiliki ukuran tidak terlalu besar dibanding candi lain, namun pada masanya, candi ini merupakan yang tertinggi dengan tinggi sekitar 15 meter dan ukuran 14×14 meter. Bangunan berdiri di area seluas 200×400 meter, terbuat dari batu andesit berbentuk segi lima dengan kaki candi setinggi 1,5 meter.

Dinding candi dihiasi pahatan tanaman, bunga, burung, dan wajah seram yang disebut Muka Karla atau Kirti Murka, dipercaya untuk mengusir roh jahat. Bagian puncak candi mengerucut menyerupai limas, sementara tubuh candi sengaja dikosongkan sebagai penghormatan bagi roh-roh suci.

Arca penting termasuk arca Siwa, Durga, Lembu Nandini, dan Arca Dwarapala setinggi 4 meter, yang dikenal sebagai patung penjaga terbesar di dunia. Pintu barat candi memiliki relung untuk arca Mahakala dan Nandiswara, sementara kaki candi terdapat arca Resi Agastya, simbol penyebaran agama Hindu di Jawa.

Lokasi dan Aksesibilitas Candi Singasari

Candi Singasari berada di Desa Candirenggo, Jalan Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sekitar 10 km utara Kota Malang. Waktu tempuh sekitar 25 menit, menjadikannya mudah dijangkau dari pusat kota. Jalan protokol Malang–Surabaya memudahkan akses pengunjung menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

Jika menggunakan bus, pengunjung bisa turun di Pasar Singosari lalu berjalan kaki sekitar 20 menit atau naik delman 10 menit. Rute kereta serupa, turun di Stasiun Singosari kemudian berjalan ke Pasar Singosari sebelum menuju candi.

Bagi pengendara pribadi, patokannya dimulai dari Stasiun Singosari, kemudian jalur selatan hingga bertemu jalan utama. Lalu mengikuti Jalan Kertanegara menuju Pasar Singosari dan candi. Lokasinya strategis dan mudah dikenali, berada di sisi kanan jalan.

Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik terupdate lainnya tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di TRAVEL’GO.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari parboaboa.com
  2. Gambar Kedua dari traverse.id

Similar Posts